BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Perkembangan ikan hias arwana (Sclerophages formosus)
kurang begitu pesat tidak seperti pada tahun 1990 s/d 2005 malah mengalami
kemunduran padahal saat ini sudah banyak farm baru yang memproduksi berhasil
membiakan arwana dengan beragam kualitas semangkin variatif sekali. Setelah
tahun 2007 ini mulai adanya kontes ikan arwana di beberapa daerah dan sarana
rekreasi masyarakat dan fasilitas ruangan lobby hotel dan perkantoran memperkenalkan kembali ikan hias asli
Indonesia dapat membangkitkan hobies baru dalam negeri untuk memelihara kembali
ikan arwana yang sudah diakui keindahanya di mancanegara.
Sejak tahun 1969, arwana telah dicatat dalam Red Data Book yang dikeluarkan oleh Organnisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dunia (IUCN) sebagai salah satu fauna langka di Dunia. Dalam konservasi internasional yang mengatur perdagangan flora dan fauna langka, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan arwana sebagai Apendix 1 yang berarti langka, boleh diperdagangkan tetapi dengan pengawasan yang sangat ketat. Indonesia menjadi anggota CITES sejak tahun 1978. Ironisnya, dengan pembatasan perdagangan tersebut perburuan secara gelap semakin ganas karena nilai ekonomisnya semakin menjulang. Di Indonesia, arwana pun telah dilindungi oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian no.716/Kpts/Um/10/1980. (Momon dan Hartono, 2002).
Dijelaskan
lebih lanjut oleh Momon dan Hartono (2002), bahwa oleh para penggemar arwana,
arwana sebagai ikan kayangan dan merupakan titisan dewa. Ikan ini pun diyakini
pembawa hoki. Arwana garis naga yang dalam bahasa mandarin disebut Le Tiaw Lung
(seekor naga), diyakini dapat membawa keberuntungan. Arwana juga dijadikan
simbol status, kepuasan dan kebanggaan bagi pemiliknya, penampilannya tampak
anggun dan berwibawa serta gerakannya tenang. Sisiknya berkilau bila terkena
cahaya. Seluruh keindahan yang dimiliki arwana merupakan daya tarik tersendiri
yang ditemukan pada ikan hias lainnya.
Dengan
semakin meningkatnya permintaan ikan arwana untuk saat ini, maka
menyebabkan budidaya ikan arwana mengalami peningkatan, sehingga secara
langsung akan memempengaruhi permintaan benih yang semakin meningkat pula. Akan
tetapi, kuantitas benih saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi
terutama untuk benih yang berkualitas baik sehingga pembenihan ikan arwana
masih memiliki prospek yang cukup baik. Untuk menghasilkan benih dengan
kualitas yang baik, maka suatu unit pembenihan memerlukan sarana dan prasarana
yang memadai. Oleh karena itu, untuk pemilihan lokasi PKL lll yaitu di Hatchery
Mina Karya Mandiri dikarenakan lokasi praktek tersebut memiliki sarana dan
prasarana yang cukup memadai yang akan menunjang seluruh kegiatan pembenihan
ikan arwana, sehingga penulis dalam Praktek kerja Lapang lll tertarik untuk
mengambil judul Teknik Pembenihan Ikan Arwana di Hatchery Mina Karya Mandiri
Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
B.
Tujuan
Untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pembenihan ikan arwana (Sclerophages
formosus).
BUDIDAYA IKAN ARWANA
v Biologi Ikan Arwana
1) Sejarah Ikan Arwana
Pertengahan abad ke-19, para ilmuwan tidak hanya menemukan jejak fosil arwana,
tetapi juga arwana hidup. Ilmuwan yang bernama muller dan schlegel
berkebangsaan jerman menemukan arwana pada tahun 1845, yang kemudian mereka
namai Osteoglossum formosum. Pada tahun 1913 temuan mereka di masukkan ke
dalam genus Scleropages dan spesies formosus oleh dua
ahli zoology berkebangsaan Belanda Max
Weber dan L.F de Beaufort.
Pada tahun 2004, Indonesia menempati urutan keempat sebagai
eksportir ikan hias dunia dengan nilai US$ 12.648.000. Urutan pertama Singapura
dengan nilai US$ 41.460.000, Malaysia US$ 17.559.000, dan Republik Czenia
US$ 13.353.000. Tren memelihara Arwana didalam negeri meningkat, bersamaan
keluarnya peraturan pemerintah tentang ikan cantik yang perlu di lindungi itu.
2) Klasifikasi Ikan Arwana
Arwana (Scleropages formosus) dikenal dengan
berbagai nama lokal seperti : Ikan Naga, Barramundi, Saratoga, Pla Tapad,
Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkeleso, Aruwana / Arowana, ikan ini termasuk dalam kelompok ikan primitif yang
berevolusi lebih dari 10 juta tahun. Fosil ikan ini ditemukan diberbagai tempat
dan diduga berumur antara 10-60 juta tahun (tergantung pada spesies dan
tempatnya). Arwana digolongkan dalam famili Osteoglosidae, memiliki
karakteristik badan memanjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan.
Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ada
empat variasi warna yaitu Arwana hijau ditemukan di Vietnam, Birma, Thailand,
dan Malaysia, warna emas dengan ekor merah ditemukan di Indonesia, dan warna
emas ditemukan di Malaysia. Di Kalimantan Barat ditemukan arwana berwarna
merah, sedangkan di Sumatera Selatan berwarna hijau putih. Bersangkutan dengan hal tersebut Ditjen Perikanan Budidaya,
menyatakan bahwa ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim dan banyak
diperdagangkan hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara
itu arwana asia sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena
berasal dari genus Scleopages.
Berikut adalah klasifikasi
ikan arwana:
3) Morfologi
Secara morfologis (ciri-ciri fisik),badan dan kepala arwana
agak padat. Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut
hingga sirip punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping
kiri dan kanan tubuh arwana panjangnya antara 20-24 cm. bentuk mulutnya mengarah
keatas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar
dan rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15 - 17. Bagian insangnya di
lengkapi dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan
pangkal sirip ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip
punggung (dorsal), hampir mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana arwana
dewasa sangat variatif, antara 30 - 80 cm. Sisiknya berukuran besar dan
permukaanya mengkilap. Bentuk sisiknya berupa cycloid atau melingkar.
v Kebiasaan Hidup
a) Habitat
Dijelaskan oleh Allan Cole (2008), habitat ikan ini pada
tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan
entangis. dimana pepohonan tersebut memiliki akar di dasar sungai dengan batang
pohon di dalam air, tetapi daun-daunnya rimbun ke atas. Di habitat seperti
inilah ikan-ikan arwana berada, berkembang biak, dan bersembunyi.
Di Kalimantan Barat, ikan ini banyak dijumpai di Kabupaten
Kapuas Hulu Kecamatan Semitau, di daerah banjiran yang banyak hutan rawang dan
dasar tanahnya berkapur. Sedangkan di Sumatera Selatan ditemukan di daerah rawa
banjiran yang dasar tanahnya bergambut.
b) Cara dan Kebiasaan Makan
Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder),
ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk
berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora,
tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan
menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam bisa menangkap
serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air.
Ikan arwana termasuk golongan karnivora bersifat predator,
memiliki tubuh yang memanjang, ramping dan “stream line”. Letak sirip dubur
berada jauh di belakang badan. Bentuk tubuh dengan penampilan yang cantik, unik
dan memiliki warna yang sangat mengagumkan.
Variasi warna tubuhnya mulai dari warna hijau, perak dan
merah. Sisiknya besar dengan susunan yang harmonis menambah keindahan ikan
tersebut. Sungut yang berfungsi
sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsanya terletak di bagian
mulutnya yang berjumlah dua buah. Sungut tersebut merupakan salah satu kriteria
penilaian tentang keindahan seekor ikan arwana.
Bentuk mulut arowana mengarah ke atas. Ukuran mulutnya
lebar dan rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15-17 buah. Ikan arwana
merupakan salah satu ikan hias dengan ukuran besar. Panjang arwana dewasa
sangat bervariasi, antara 30 - 80 cm.
Dalam akuarium ikan arwana mencapai panjang 60 cm,
sementara di alam ikan arwana dapat berkembang sampai mencapai panjang 90 cm.
Untuk jenis tertentu seperti ikan arwana yang berasal dari amerika selatan
dapat mencapai ukuran hingga 270 cm. Untuk itulah, tidak semua orang senang
memeliharanya karena membutuhkan tempat yang sangat besar berbeda dengan
beberapa ikan hias lain yang berukuran mini. Ikan arwana termasuk ikan dengan
laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Ikan arwana termasuk dalam kategori
sebagai predator karena itu dapat memakan ikan-ikan yang lebih kecil darinya
dan memiliki tubuh memanjang, lunak & tidak berduri. Makanan yang sering
diberikan untuk arwana antara lain adalah serangga, jangkrik, udang tawar,
kodok, kelabang, kadal, belalang, ulat dan cicak. Ikan arwana pada dasarnya
bukan ikan pemilih dalam hal makanan. Ikan ini memakan segala jenis pakan untuk
ikan karnivora tapi dalam keadaan tertentu hanya menyukai salah satu jenis
pakan saja.
v Reproduksi
Allan Cole (2008), berpendapat bahwa ikan ini berkembang
biak sekali dalam setahun yaitu pada Juni hingga Agustus di habitat asalnya.
Arowana matang akan berkembangbiak apabila mencapai umur empat setengah atau
lima tahun dengan berat di antara satu hingga dua kilogram. Semasa proses
kawin, induk jantan dan betina akan berpasangan dan berenang beriringan selama
beberapa minggu namun proses kawin hanya akan berlaku apabila keadaan sesuai.
Induk jantan akan melengkungkan badannya dan menghimpit badan induk betina dan
pada peringkat ini, telur dari induk betina akan keluar dan akan disenyawakan
oleh induk jantan. Telur akan dierami oleh ikan jantan selama dua bulan
sehingga anak yang dihasilkan akan berenang bebas dan bersize kira-kira 6-7
sentimeter.
Ikan arwana akan berkembangbiak didalam kolam secara alami
tanpa memerlukan suntikan hormon pembiakan. Namun, aspek pakan perlu
diperhatian sebaik mungkin selama anak ikan akan mulai berenang sendirian
walaupun masih terdapat sedikit telur di bagian bawah perutnya. keterlambatan
memberi makan akan menyebabkan anak ikan saling makan-memakan ikan sejenisnya.
v Persyaratan Lokasi Pembenihan
1. Persyaratan Teknis
Momon dan Hartono (2002), menjelaskan tentang
persyaratan teknis dalam usaha pembenihan arwana adalah sebagai berikut :
·
Bukan merupakan daerah
rawan banjir.
·
Berupa tanah
persawahan dan tidak berbau.
·
Dekat dengan sumber
air dan berada di daerah aliran air.
·
Tersedia air yang
cukup dan tidak terlalu terpengaruh oleh musim.
·
Kualitas air sesuai
dengan habitat arwana dan tidak tercemari limbah rumah tangga maupun industri.
·
Luas lahan disesuaikan
dengan skala usaha ekonomis.
2. Persyaratan Non Teknis
·
Dekat dengan pemukiman
penduduk sehingga mudah mencari tenaga kerja.
·
Dekat dengan pemukiman
penduduk sehingga mudah untuk memasarkan benih-benih arwana.
·
Tersedianya gudang pakan
untuk menyimpan pakan ikan.
·
Tersedianya
laboraturium hama dan penyakit.
v Fasilitas Pembenihan
a. Sarana Pokok
Sarana pokok pembenihan ikan arwana yang meliputi: sumber
air, wadah penampungan dan penyaringan air, kola pembenihan, bak fiber, dan
akuarium pemeliharaan benih dijabarkan oleh Momon dan Hartono (2002).
·
Sumber Air
Dalam pemilihan tempat untuk budidaya ikan perlu
memperhatikan sumber air. sumber air ini harus cukup dan memadai. sumber air
ini bisa berasal dari sungai, aliran irigasi, maupun mata air. sumber air
sedapat mungkin tersedia sepanjang tahun dengan debit yang memadai.
(zamroh,2011). Sedangkan pendapat Momon dan Hartono (2002), untuk kualitas air
dalam pembenihan arwana sangat ditentukan oleh sumber perolehan air. Sumber air
untuk pembenihan arwana dapat berasal dari air sungai atau air tanah. Sumber
air tersebut harus bebas dari pencemaran, baik pencemaran karena limbah
industri maupun limbah rumah tangga. Perlu dipertimbangkan pula bahwa sumber
air yang dekat dengan industri dan pemukiman penduduk padat biasanya memiliki
tingkat pencemaran yang tinggi. Untuk itu, sumber air seperti ini sebaiknya dihindari.
·
Wadah Penampungan dan
Penyaringan Air
Air yang telah bening dan bersih ini untuk selanjutnya
digunakan pada proses pembenihan dimulai dari pemeliharaaan induk hingga
pemeliharaan larva. Air yang ditampung dalam bak pemampungan biasanya dapat
digunakan selama 4 hari, namun itu tergantung dari besar kecilnya bak
pemampungan. Untuk mendapatkan kualitas air yang baik, sebaiknya dibangun pula
sebuah kolam penyaringan air. Kolam ini untuk menyaring air sebelum dialirkan
ke kolam. Bahan penyaring yang dapat digunakan adalah ijuk dan batu kali. Bahan-bahan
tersebut diletakkan dan disusun dengan baik di dasar kolam. Bahan ijuk
diletakkan paling dasar, sedangkan batu kali disusun di atasnya. (Sariono,
2011).
·
Kolam Pembenihan
Kolam pembenihan
merupakan wadah yang digunakan untuk mempertemukan induk jantan dan induk
betina arwana yang telah siap memijah. Kolam pembenihan tersebut merupakan
habitat yang sengaja dibuat dengan kondisi dan lingkungan yang disesuaikan
dengan habitat asli arwana. Kolam pembenihan dapat pula digunakan sebagai kolam
pengadaan (pembesaran) arwana sebelum pembenihan dilakukan. (Momon dan Hartono,
2002)
·
Bak Fiber
Bak fiber digunakan sebagai tempat pengadaan calon induk
atau sebagai wadah penampungan dan pengendapan air yang akan digunakan pada
akuarium. Bak fiber juga dapat difungsikan sebagai wadah untuk menyimpan pakan,
seperti kodok atau udang. Bak fiber memiliki bentuk dan ukuran yang beragam.
Bak fiber yang banyak digunakan dalam pembenihan arwana berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran 2 x 1 x 1 m3. (Momon dan Hartono, 2002).
·
Akuarium Pemeliharaan
Benih
Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium.
Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana
memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari
panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area
yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium
dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong
tutup ke luar akuarium. Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai
dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk
menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu
akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian.
Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana
menjadi sangat berkurang. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2008)
b. Sarana Penunjang
Disamping sarana pokok, lebih lanjut dijelaskan oleh Momon
dan Hartono (2002) tentang sarana penunjang yang meliputi:
1. Pompa Air
Pompa air digunakan mengalirkan air dari sumber ke kolam
pembenihan melalui pipa pralon yang menghubungannya. Pompa air juga dapat
digunakan untuk menyedot air tanah. Pompa yang digunakan sebaiknya memiliki
pipa berdiameter 4 inci dengan kapasitas 140 liter air per menit. Pompa air
juga dibutuhkan untuk menciptakan gelembung-gelembung air sehingga kandungan
oksigen di dalam air kolam pembenihan bertambah. Pompa air ini akan
memperlancar sirkulasi dan aerasi.
2. Blower
Blower digunakan untuk menambah jumlah oksigen sekaligus
mengeluarkan gas-gas tak berguna yang dapat membahayakan ikan. Penambahan
oksigen penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen
yang ada di dalam air tidaklah cukup. Kekurangan oksigen dapat membuat ikan
stres bahkan dapat memnyebabkan kematian.
3. Termometer dan
Heater
Termometer digunakan untuk mengukur suhu air. Alat ini
hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu, terutama pada waktu pengontrolan
suhu air. Heater digunakan untuk menstabilkan suhu, terutama digunakan pada
saat larva atau benih berada di dalam akuarium.
4. Kertas pH
Kertas pH atau pH tester digunakan untuk mengetahui tingkat
atau derajat keasaman air. Alat tersebut digunakan hanya dalam waktu-waktu
tertentu, yaitu pada saat pengecekan pH air.
5. Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan untuk penyediaan oksigen pada saat
pengemasan benih yang akan dipasarkan. Sebaiknya tabung oksigen segera diisi
ulang setiap kali habis digunakan.
6. Perlengkapan
Lainnya
Perlengkapan lainnya berupa lampu sorot dan jala atau tirai
jaring. Lampu digunakan sebagai alat bantu penerangan pada saat malam hari dan
pada saat pemanenan yang dilakukan pada malam hari. Jala tirai dan serok (sair)
terbuat dari bahan kain halus dengan ukuran 1 m2 digunakan pada saat pemanenan.
v Teknik Pembenihan
i.
Seleksi Induk
Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan
bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain
kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu
kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit. Ikan cacat bungkuk
tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur
kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup
insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia
kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus,
ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas
telur dan anakan.
Ditambahkan oleh Momon dan hartono (2002), dalam memilih
calon induk arwana, kesulitan yang sering dihadapi adalah membedakan jenis
kelamin jantan dan betina. Jenis kelamin jantan dan betina
sudah dapat dibedakan setelah arwana berumur sekitar 5 tahun. Beberapa
ciri-ciri morfologis dapat dijadikan acuan perbedaan.
ii.
Pemijahan
Ditjen Perikanan Budidaya (2011), menjelaskan setiap tahun
arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari
pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh
akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai
saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada
induk lain yang mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin.
Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar
seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk
betina melepas sel telur.
Dan diperjelas lebih
lanjut oleh Sutarjo (2011), bahwa ikan arwana telah dapat dibudidayakan walaupun
masih bersifat alami, penangkar hanya mengumpulkan indukan dan menempatkan pada
kolam tertentu diikuti pemberian pakan yang cukup. Induk Arwana yang baik dan
produktif dalam lingkungan pemeliharaan yang memenuhi persyaratan habitat
hidupnya dapat memijah sebanyak 3–4 kali setahun, sedangkan pada lingkungan
yang baru ikan arwana akan melalui masa adaptasi sekitr 8 (delapan) bulan
sampai ikan arwana mau memijah pertama kali. Pemijahan arwana biasanya diawali
dengan pencarian pasangan kawin yang terjadi secara alami yang dapat dilihat
pada malam hari, ketika betina berenang ke permukaan air maka akan diikuti
arwana jantan., bahkan selama 1–2 minggu mereka berenang berdampingan dengan
tubuh saling merapat/menempel hingga pada akhirnya terjadi perkawinan dengan
ditandai arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantang mengeluarkan
sperma. Pada fase selanjutnya telur-telur tersebut dikumpulkan untuk di
inkubasi oleh arwana jantan selama sekitar satu minggu hingga menetas, arwana
muda yang masih mengandung kuning telur akan hidup didalam mulut arwana jantan
selama 7–8 minggu sampai kuning telur habis.
iii.
Pemeliharaan larva
ü Persiapan
Oleh Ditjen Perikanan Budidaya (2011), perlengkapan
akuarium yang memadai menjadi syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan
yang baik. Berikut adalah syarat akuarium yang memadai untuk pemeliharaan
benih:
Ø Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm
perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm.
Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.
Ø Untuk arwana yang berukuran besar dapat
digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15
mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim
2034.
Ø Peralatan
pokok dalam akuarium :
a. Aerator
Aerator atau vibrator gunanya untuk memasok
oksigen dalam akuarium dan mengusir karbondioksida.
b.Filter
Filter yang sering dipasang untuk akuarium
arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang dipasang pada
bagian atas akuarium.
c.
Lampu
Lampu akuarium biasanya dipasang pada penutup
akuarium, sehingga tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang kelihatan
menerangi arwana.
d. Thermometer
Thermometer dipakai untuk mengetahui suhu air
akuarium.
e. Heater dan thermostat
Alat pemanas yang sering dipakai untuk menaikan
suhu air adalah heater dan thermostat. Alat ini sangat penting, bukan saja
untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun juga untuk
mencegah agar suhu senantiasa stabil.
f. Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya
Kertas pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman
dari air akuarium, karena arwana membutuhkan air yang sedikit asam sampai
netral. Untuk menetahui cocok tidaknya keasaman air itu bisa dipakai kertas
lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.
g. Alat –alat lainnya
Alat lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan
arwana misalnya selang plastic penyifon, ember plastic untuk menampung dan
membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, dan lainya.
iv.
Perawatan larva
Dijelaskan oleh Momon dan Hartono (2002), tentang perawatan
larva yaitu larva yang dipanen dari mulut induk jantan arwana sebenarnya belum
waktunya untuk dipanen bila dilihat dari masa pengeraman telur oleh induk
jantan. Dengan demikian, larva tersebut masih perlu melalui dua fase
pertumbuhan, yaitu fase pro-larva dan fase post-larva. Larva yang dipanen tidak
semuanya sehat. Dalam proses pertumbuhannya pasti di antara anakan ada yang
mati atau cacat.
Oleh karena itu, untuk
menghindari hal-hal tersebut perlu dilakukan perawatan dengan baik.
a. Perawatan
Pro-larva
Pada fase pro-larva bagian tubuh larva (kantong perut)
masih menempel kuning telur. Dalam hal ini, larva tidak memerlukan makanan
tambahan dari luar tubuh sehingga dalam perawatannya diperlukan perhatian yang
intensif terhadap kondisi kesehatan larva dan kualitas airnya. Pada fase ini
daya hidup larva (survival rate) sekitar 75-90%. Larva yang selesai dipanen
langsung dimasukkan ke dalam akuarium dengan volume air akuarium sebanyak 100
liter. Setiap akuarium dapat diisi larva antara 10-15 ekor. Jumlah larva dalam
akuarium termasuk jarang. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengamatan.
Pada fase ini, perawatan dititikberatkan pada kualitas air. Oleh karena itu,
air yang akan digunakan sebaiknya merupakan air tanah yang telah disaring dan
diendapkan terlebih dahulu. Selain itu, kondisi air harus sesuai dengan yang
diinginkan larva, yaitu suhu berkisar 280 C dengan pH 6,5-7. Untuk memperjelas
dapat dilihat pada gambar 12.
b.Perawatan Post-larva
Fase post-larva adalah fase saat kuning telur yang menempel
pada tubuh larva telah habis dan larva sudah dapat berenang. Anakan arwana
tersebut sudah dikatagorikan sebagai benih arwana. Mulai fase ini, benih arwana
membutuhkan tambahan pakan dari luar tubuh. Perawatan benih arwana pada
dasarnya sama dengan perawatan pada fase pro-larva. Suhu dan pH air yang
diinginkan juga sama. Namun, saat benih ditempatkan di dalam masing-masing
akuarium yang tertutup. Pergantian air akuarium hanya dilakukan 2 kali sehari,
yaitu setelah pemberian pakan.
v Pengelolaan Pakan
Menurut Susanto (2008), perawatan arwana baru bisa
dikatakan sempurna bila mampu memberinya makan dengan benar. Benar bukan hanya
jenis dan banyaknya makanan, tapi menyangkut juga teknik pemberiannya.
A. Jenis-jenis
Pakan Pada dasarnyaa jenis pakan arwana dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu binatang asli penghuni air dan binatang lain yang bukan berasal
dari air.
·
Aneka ikan hidup
·
Lipan (kelabang)
·
Kadal dan cicak
·
Jangkrik
·
Katak/kodok
·
Kecoak
·
Ulat hongkong
·
Kelelawar
·
Udang hidup
B. Cara Pemberian Pakan
Makanan arwana sebaiknya beragam agar arwana tiidak
tergantung pada satu jenis makanan. Bila arwana terbiasa dengan satu jenis
makanan dan hanya menerima makanan jenis itu maka akan sangat merepotkan bila
suatu saat makanan tersebut sulit didapatkan. (Susanto, 2004).
C. Waktu Pemberian
Pakan Frekuensi pemberian makan pada arwana memang tidak
diberikan patokan yang pasti. Menurut salah seorang hobiis, makin sering arwana
diberi makan akan tambah bagus. Ancar-ancar yang diberikan adalah antara 3-4
kali sehari, yaitu pagi, siang, sore, dan malam hari. Sekalipun demikian
pemberian makan 2 kali sehari dianggap sudah cukup memadai.(Susanto, 2004).
D. Dosis Pemberian
Pakan Dosis pemberian pakan biasanya yang diberikan pada
ikan-ikan pada umumnya yaitu untuk ikan indukan 5% dari bobot tubuhnya
sedangkan untuk benih ikan 15% dari bobot tubuhnya.
v Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air kolam disesuaikan dengan habitat asli arwana.
Kualitas air untuk arwana terutama dapat dilihat dari derajat keasaman (pH),
suhu, tingkat kekerasan, dan kandungan oksigen dalam air. Arwana adalah jenis
ikan yang sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Kualitas air yang sesuai
akan membuat ikan sehat dan terhindar dari stres sehingga diharapkan dapat
memijah lebih cepat.
v Penyakit dan Penanggulangannya
Salah satu resiko
membudidayakan ikan Arwana adalah mati karena penyakit seperti Redspot, Jamur,
Gigit Ekor, Stress dll. Di bawah ini diuraikan beberapa penyakit yang sering
diderita Arwana gejala dan cara penanggulangannya.
·
Penyakit Gigit Ekor
Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan
menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya. Arwana akan kelihatan gelisah
dengan berenang hilir mudik kesana kemari. Beberapa hari kemudian sirip ekor
akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir dan yang tertinggal hanyalah
jari-jari siripnya. Gejala ini mulanya hanya kecil lalu akan bertambah panjang
dan tidak jarang sebagian dari jari sirip itu akan hilang. Penyakit ini
biasanya disebabkan oleh sejenis parasit yang menempel pada ekor arwana dan
menyebabkan rasa gatal yang tidak tertahankan. Arwana berusaha mengatasinya
dengan cara berenang hilir mudik dan menggigiti ekornya sehingga tampak
compang-camping. Pengobatan penyakit ini tergolong mudah. Pindahkan Arwana ke
dalam aquarium lain yang bersih (steril) dan sudah diisi dengan air yang
memenuhi syarat. Masukan sekitar 20 tetes obat Tropical Fish Medicine dan
biarkan arwana tetap di dalamnya selama beberapa hari. Jangan lupa membersihkan
aquarium yang satunya agar nantinya arwana bisa menempati kembali tanpa
khawatir terjangkit lagi.
·
Tutup Insang
Melengkung
Arwana yang mati karena penyakit insang sering kita lihat
tutup insang arwana melengkung keluar, sehingga sebagian insangnya kelihatan.
Arwana dengan kondisi seperti ini tentu tidak sedap dipandang. Ikan Arwana yang
satu ini mati karena penyakit insang, dengan ciri-ciri insang ikan berubah
menjadi hitam. Penyebab penyakit ini bermacam-macam, yang pertama disebabkan
kualitas air dalam aquarium yang tidak memenuhi standar terutama suhunya. Aquarium
yang terlalu dingin atau tidak hangat bisa mendorong ikan arwana terkena
penyakit ini. Penyebab lainnya adalah pemberian obat-obatan yang kelewat dosis,
serangan sejenis bakteri, atau karena air dalam aquarium rendah kandungan
oksigennya. Hal ini dapat dijelaskan karena air yang mempunyai kandungan
oksigen yang rendah akan lebih sering membuat arwana membuka dan menutup
insangnya.
Gerakan itu sering tidak sempurna. Artinya sebelum tutup
insang benar-benar menutup, keburu dibuka lagi untuk menghirup sedalam-dalamnya
air untuk memenuhi tuntutan oksigen. Dari gerakan yang tidak sempurna ini
kemudian tutup insang arwana tetap terbuka dan tubuhnya tidak normal. Untuk
mencegahnya agar menjaga kandungan oksigen dalam air tetap tinggi diatasi
dengan memberikan cukup aerasi pada aquarium. Jika perlu aerator diganti dengan
tenaga yang lebih besar. Kemudian tidak lupa menjaga keseluruhan kualitas air
tetap prima sehingga tetap layak dihuni oleh arwana. Teknik pengobatan ikan
Arwana, salah satunya adalah dengan menjepit ikan yang sakit diantara dua
penjepit kaca didalam ember, dan men-supply oksigen murni langsung kearah
insangnya. Jika tutup insang yang melengkung ini belum terlalu parah maka bisa
diperbaiki dengan jalan melakukan operasi kecil pada tepi tutup insangnya.
·
Mogok Makan
Arwana yang mogok makan biasanya terlalu sering diberi
kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, juga kelabang yang
sudah mati. Jika sudah seperti ini maka puasakan arwana selama kurang lebih
seminggu jangan diberi makan apapun. Kemudian berilah makanan jenis lain
misalnya jangkrik, kadal, kodok kecil, atau ikan kecil. Bila setelah seminggu
arwana belum juga mau makan sebaiknya seiakan ikan hidup saja karena tahan
hidup. Perlu diperhatikan agar untuk menjaga arwana tidak juling sebaiknya dipilih
ikan penghuni permukaan seperti guppy. Dengan demikian kita tidak perlu
khawatir dan arwana mampu kembali seperti semula. Bila cara tersebut masih
belum memberi hasil maka kita biarkan saja sampai arwana mau menerima makanan.
Alternatif lainnya adalah dengan memberikan sebutir obat
Hobbi Fishes ke dalam 200 liter air yang sering dipakai untuk tempat arwana
bersemayam. Obat berbentuk kapsul ini berkhasiat untuk menyembuhkan stres dan
berbagai penyakit serta untuk merangsang nafsu makan arwana. Pilihan terakhir
berikan kelabang seminggu sekali berselang seling dengan jenis makanan lain.
·
Penyakit Mata Juling
Penyakit ini timbul karena banyak hal. Terlalu seringnya
ikan arwana berburu ikan di dasar atau pojok aquarium dianggap sebagai salah
satu penyebab utama. Tentu tidak berlebihan jika ada nasehat untuk memberi
makan arwana dengan yang mengapung saja. Terlalu sering arwana melihat ikan
kecil yang ada di bawahnya menyebabkan otot matanya bertambah panjang. Mata
yang melorot juga bisa disebabkan karena arwana kurang mendapatkan sinar
matahari yang cukup. Ini mungkin dikaitkan dengan khasiat sinar matahari
terhadap pertumbuhan mata manusia. Untuk mengobati mata juling bisa dilakukan
dengan memindahkan arwana pada tempat yang lebih luas dan mendapat sinar matahari
langsung sambil diberi makanan yang terapung. tempat yang dipilih bisa berupa
bak dari bahan fiberglass atau bak semen. Dengan cara tersebut maka 80% arwana
akan sembuh. Cara lainnya adalah dengan melakukan operasi kecil.
·
Dubur Ikan merah dan
Membengkak
Apabila kita melihat dubur arwana berwarna merah dan
membengkak jangan sampai mengira bahwa mereka sedang birahi. Itu pertanda bahwa
arwana sedang kesulitan, yang dapat berujung pada kematian. Dubur arwana
memerah dan bengkak karena disebabkan oleh pemberian makanan yang tidak bersih.
Akibatnya pencernaan ikan terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan
ekskresinya. Untuk mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum diberikan
pada arwana. Apapun jenis makanan hidup yang diberikan sebaiknya dipuasakan
dahulu selama 1-2 hari. Arwana yang menderita dubur merah dan bengkak bisaa
diobati dengan amonium sulfat.
·
Sisik Berdiri
Sisik berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk
biasanya disebabkan karena oleh lingkungan yang kotor. Penggantian air yang
rutin dapat menghindarkan arwana dari penyakit ini. Untuk arwana yang sedang
dihinggapi penyakit ini dapat diberikan amonium sulfat sebagai obatnya.
·
Tulang Punggung
Bengkok
Penyakit ini bisa disebabkan beberapa hal. Pertama karena
adanya serangan bakteri yang masuk kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan
pertumbuhan punggung tidak normal. Penyebab lain adalah karena kesalahan dalam
memberikan obat. Penyebab terakhir adalah karena ukuran awuarium yang terlalu
kecil. Untuk mencegahnya tempatkan arwana ke dalam awuarium yang ukurannya
cukup. Jaga kebersihan aquarium agar arwana tidak dijangkiti bakteri dan jangan
memberikan obat yang salah.
·
Ekor Patah
Sama seperti penyakit tulang punggung bengkok penyakit ini
disebabkan karena ukuran aquarium yang terlalu sempit. Selain itu bisa
disebabkan karena penanganan yang kurang baik. Misalnya pada waktu dipindahkan
arwana berontak atau saat pertama kali dimasukan ke dalam aquarium mereka
berenang kencang dan menubruk. Karena penyebabnya lebih dikarenakan faktor
teknis maka penanganannya harus hati-hati.
·
Sungut tumbuh pendek
Sungut arwana tidak tumbuh sempurna dan kelihatan janggal
dengan bentuk badannya yang besar. Arwana bersungut tidak imbang bisa terjadi
karena ditempatkan dalam aquarium yang terlalu kecil. Hampir senada dengan
penyebab punggung bengkok, arwana bersungut pendek dapat disebabkan oleh
kesalahan pemberian obat. Untuk mendapatkan pertumbuhan sungut yang normal bisa
dilakukan dengan membersihkan aquarium secara rutin dan mengganti airnya. Jangan
lupa, tempatkan arwana dalam aquarium yang sepadan dengan besar badan.
·
Ekor dan Sirip
Mengerut
Ekor dan sirip yang mengerut bisa terjadi bila air di dalam
aquarium terlampau kotor atau suhu air yang terlalu rendah. Penangan dengan
kembali mengatur panas dengan menambah heater dan membersihkan aquarium. Bisa
juga diberi obat amonium sulfat secukupnya.
Sungut Menjorok Ke Bawah Arwana yang sehat memiliki
tampilan sungut ke depan. Namun sering arwana sungutnya lunglai, menjorok ke
bawah. Ini merupakan pertanda arwana berada pada lingkungan yang tidak
semestinya. Untuk mengembalikan kondisi arwana seperti semula sebaiknya suhu
dan kebersihan air aquarium lebih diperhatikan. Sebelum menderita penyakit ini
biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya.
v Panen dan Pasca-panen
·
Panen
Sutarjo (2011), melalui pemeliharaan induk yang baik maka
secara alami pemijahan dapat terjadi dan menghasilkan anakan yang dapat segera
dipanen, rata-rata satu induk arwana menghasilkan 30 larva. Pemanenan benih
anakan dengan cara mengurangi volume air kolam kemudian menjaring seluruh ikan
yang ada dalam kolam termasuk anakan arwana yang tersebar didalam kolam
ditangkap dan yang masih ada didalam mulut induk dikeluarkan dengan cara
membuka mulut induk dan dituangkan dalam wadah/aquarium.
·
Pasca-panen
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sehubungan dengan
pengemasan benih yang dijelskan oleh Momon dan Hartono (2002) di antaranya
adalah penyuntikan mikrochip, pemberokan, jenis kemasan dan cara pengemasan.
Ø Penyuntikan Mikrochip
Arwana termasuk jenis ikan langka dan dilindungi oleh
pemerintah. Oleh karena itu, perdagangan arwana harus dengan izin pemerintah.
Untuk mencegah adanya arwana ilegal yang beredar dalam pasar, arwana harus
diberi label berupa microchip sebagai tanda bahwa arwana tersebut legal.
Ø Pemberokan
Benih yang akan dikemas sebaiknya sehat dan tidak cacat.
Sebelum pengemasan dilakukan, benih diberokkan terlebih dahulu. Benih arwana
yang berumur 8 bulan hingga satu tahun sebaiknya diberok selama 3 hari.
Pemberokan bertujuan untuk mengurangi kotoran yang ada dalam perut ikan
sehingga saat dalam kemasan tidak terlalu banyak atau sama sekali tidak mengeluarkan kotoran yang dapat mempercepat
penurunan kualitas air.
Ø Jenis Kemasan dan Cara Pengemasan
Benih yang akan dijual sebaiknya dikemas dalam sebuah
kantong plastik yang diberi air dan oksigen dengan perbandingan 1 : 3 agar
tahan sampai ke tujuan. Kemasan untuk benih arwana berupa plastik polietilen
(PE) berukuran 70 x 140 cm2. Setiap kemasan memiliki berat sekitar 20 kg.
Agar arwana tidak mengalami stres selama dalam kantong
kemasan, sebaiknya mengikuti prosedur berikut ini.
o
Mengisi plastik dengan
air sebanyak kira-kira 18 liter.
o
Memasukkan benih rwana
ke dalam plastik. Setiap kemasan plastik dapat diisi empat ekor benih arwana.
o
Mengisi plastik dengan
perbandingan air dan oksigen 1 : 3.
o
Mengikat plastik
kuat-kuat dengan karet. Setelah benih dikemas plastik, selanjutnya dimasukkan
ke dalam dus yang telah dilapisi styrofoam. Sebelum dus ditutup rapat, di
sela-sela kantong plasti tersebut diletakkan es sebanyak 1 kg yang telah di
beri garam secukupnya. Kini benih siap diangkut. Benih dalam kemasan ini tahan
selama 18 jam.
v Pasaran ikan Arwana
o
benih ikan
arwana silver ukuran 12cm harga Rp.75.000,-/ekor minimal pembelian 10ekor
o
benih ikan
arwana golden red ukuran 18cm+cip+sertifikat harga Rp.3.500.000,-/ekor
o
benih ikan
arwana super red ukuran 18cm+cip+sertifikat harga Rp.5.700.000,-/ekor
A. KESIMPULAN
Arwana merupakan ikan endemik yang
memiliki nilai ekonomis sangat tinggi sebagai ikan hias populer di dunia. Hal
ini menyebabkan eksploitasi berlebihan yang mengakibatkan kepunahan dihabitat
aslinya. Budidaya merupakan salah satu solusi yang bisa diambil untuk menjaga
kelestarian Arwana sekaligus tetap memanfaatkan nilai ekonomisnya. Ekplorasi
terhadap teknologi pembenihan budidaya Arwana akan menjamin keberlangsungan
kegiatan budidaya ikan ini. Teknologi dalam pembenihan budidaya meliputi
pemeliharaan induk, pengelolaan kualitas air, pemanenan larva, pemeliharaan
larva, pengendalian penyakit dan teknik pemberian pakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://derryjie.blogspot.sg/2015/10/budidaya-ikan-arwana.html
http://arayhanmaghfur.blogspot.sg/2012/06/teknik-pembenihan-arwana.html
Cole, Allan. 2008. Arwana Semitau Kab. Kapuashulu. http://arwanaku. wordpress.com . [25
juli 2008].
Ditjen Perikanan Budidaya, 2008. Budidaya Ikan Arwana. http://infokebun.
wordpress.com/2008/06/11/budidaya-ikan-arwana/ . [11 juni 2008].
Ditjen Perikanan Budidaya, 2009. Budidaya Ikan Arwana Merah.
http://id.
shvoong.com/books/1914064-budidaya-ikan-arwana-merah/#ixzz1oFyswSZl . [17 juli 2009].
Ditjen Perikanan Budidaya, 2010. Arwana si Ikan Naga (Dragon Fish) . http://benihikan.net/arwana/arwana-si-ikan-naga-dragon-fish/ . [2010].
Ditjen Perikanan Budidaya, 2011. Budidaya Ikan Arwana. http://pusluh.kkp.go.id . [2011].
http://aroblogs.blogspot.com/2007/09/pakan-arowana.html .[08 september
2007].
http://carabudidaya.com/penyakit-ikan-arwana-dan-penanggulangan/
http://juknisbudidayaikanarwana.blogspot.com/
http://O-Fish.com/pakanikan/ulat-hongkong.php
http://repository.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf
http://www.oji-punya.com/blog/136/makanan-untuk-arwana.html. [16 januari
2011].
Momon dan Hartono, 2002. Pembenihan Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta.
Posting Komentar untuk "CARA BUDIDAYA IKAN AROWANA SUPER RED ATAU JENIS AROWANA LAINNYA"