CARA BUDIDAYA IKAN AROWANA SUPER RED ATAU JENIS AROWANA LAINNYA - MOEH BETTA JAYA

CARA BUDIDAYA IKAN AROWANA SUPER RED ATAU JENIS AROWANA LAINNYA


 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Perkembangan ikan hias arwana (Sclerophages formosus) kurang begitu pesat tidak seperti pada tahun 1990 s/d 2005 malah mengalami kemunduran padahal saat ini sudah banyak farm baru yang memproduksi berhasil membiakan arwana dengan beragam kualitas semangkin variatif sekali. Setelah tahun 2007 ini mulai adanya kontes ikan arwana di beberapa daerah dan sarana rekreasi masyarakat dan fasilitas ruangan lobby hotel dan perkantoran memperkenalkan kembali ikan hias asli Indonesia dapat membangkitkan hobies baru dalam negeri untuk memelihara kembali ikan arwana yang sudah diakui keindahanya di mancanegara.

Sejak tahun 1969, arwana telah dicatat dalam Red Data Book yang dikeluarkan oleh Organnisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dunia (IUCN) sebagai salah satu fauna langka di Dunia. Dalam konservasi internasional yang mengatur perdagangan flora dan fauna langka, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan arwana sebagai Apendix 1 yang berarti langka, boleh diperdagangkan tetapi dengan pengawasan yang sangat ketat. Indonesia menjadi anggota CITES sejak tahun 1978. Ironisnya, dengan pembatasan perdagangan tersebut perburuan secara gelap semakin ganas karena nilai ekonomisnya semakin menjulang. Di Indonesia, arwana pun telah dilindungi oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian no.716/Kpts/Um/10/1980. (Momon dan Hartono, 2002).


Dijelaskan lebih lanjut oleh Momon dan Hartono (2002), bahwa oleh para penggemar arwana, arwana sebagai ikan kayangan dan merupakan titisan dewa. Ikan ini pun diyakini pembawa hoki. Arwana garis naga yang dalam bahasa mandarin disebut Le Tiaw Lung (seekor naga), diyakini dapat membawa keberuntungan. Arwana juga dijadikan simbol status, kepuasan dan kebanggaan bagi pemiliknya, penampilannya tampak anggun dan berwibawa serta gerakannya tenang. Sisiknya berkilau bila terkena cahaya. Seluruh keindahan yang dimiliki arwana merupakan daya tarik tersendiri yang ditemukan pada ikan hias lainnya.

Dengan semakin meningkatnya permintaan ikan arwana untuk saat ini, maka menyebabkan  budidaya ikan arwana mengalami peningkatan, sehingga secara langsung akan memempengaruhi permintaan benih yang semakin meningkat pula. Akan tetapi, kuantitas  benih saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi terutama untuk benih yang berkualitas baik sehingga pembenihan ikan arwana masih memiliki prospek yang cukup baik. Untuk menghasilkan benih dengan kualitas yang baik, maka suatu unit pembenihan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu, untuk pemilihan lokasi PKL lll yaitu di Hatchery Mina Karya Mandiri dikarenakan lokasi praktek tersebut memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai yang akan menunjang seluruh kegiatan pembenihan ikan arwana, sehingga penulis dalam Praktek kerja Lapang lll tertarik untuk mengambil judul Teknik Pembenihan Ikan Arwana di Hatchery Mina Karya Mandiri Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

B.     Tujuan

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pembenihan ikan arwana (Sclerophages formosus).

 

 

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

BUDIDAYA IKAN ARWANA

v Biologi Ikan Arwana

1)     Sejarah Ikan Arwana

Pertengahan abad ke-19, para ilmuwan tidak hanya menemukan jejak fosil arwana, tetapi juga arwana hidup. Ilmuwan yang bernama muller dan schlegel berkebangsaan jerman menemukan arwana pada tahun 1845, yang kemudian mereka namai Osteoglossum formosum. Pada tahun 1913 temuan mereka di masukkan ke dalam genus Scleropages dan spesies formosus oleh dua ahli zoology berkebangsaan Belanda Max Weber dan L.F de Beaufort.

Pada tahun 2004, Indonesia menempati urutan keempat sebagai eksportir ikan hias dunia dengan nilai US$ 12.648.000. Urutan pertama Singapura dengan nilai  US$ 41.460.000, Malaysia US$ 17.559.000, dan Republik Czenia US$ 13.353.000. Tren memelihara Arwana didalam negeri meningkat, bersamaan keluarnya peraturan pemerintah tentang ikan cantik yang perlu di lindungi itu.

2)     Klasifikasi Ikan Arwana

Arwana (Scleropages formosus) dikenal dengan berbagai nama lokal seperti : Ikan Naga, Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkeleso, Aruwana / Arowana, ikan ini termasuk dalam kelompok ikan primitif yang berevolusi lebih dari 10 juta tahun. Fosil ikan ini ditemukan diberbagai tempat dan diduga berumur antara 10-60 juta tahun (tergantung pada spesies dan tempatnya). Arwana digolongkan dalam famili Osteoglosidae, memiliki karakteristik badan memanjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan.

Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ada empat variasi warna yaitu Arwana hijau ditemukan di Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia, warna emas dengan ekor merah ditemukan di Indonesia, dan warna emas ditemukan di Malaysia. Di Kalimantan Barat ditemukan arwana berwarna merah, sedangkan di Sumatera Selatan berwarna hijau putih. Bersangkutan dengan hal tersebut Ditjen Perikanan Budidaya, menyatakan bahwa ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim dan banyak diperdagangkan hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara itu arwana asia sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena berasal dari genus Scleopages.

Berikut adalah klasifikasi ikan arwana:

Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas               : Pisces
Sub Kelas        : Teleostei
Ordo                : Malacopterygii
Famili              : Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus              :
1. Arapaima
Spesies   : Arapaima gigas (giant arwana)
2. Osteoglossum       
Spesies   : Osteoglossum    bicirrbosum
Spesies   : Osteoglossum ferreirai
3. Scleropages
Spesies  : Scleropages formosus
Spesies  : Scleropages guntberi
Spesies  : Scleropages Leicbardti
Spesies  : Scleropages Jardini
4. Clupisudis
Spesies  : Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic (nile arowana)

3)     Morfologi

Secara morfologis (ciri-ciri fisik),badan dan kepala arwana agak padat. Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh arwana panjangnya antara 20-24 cm. bentuk mulutnya mengarah keatas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15 - 17. Bagian insangnya di lengkapi dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan pangkal sirip ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip punggung (dorsal), hampir mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana arwana dewasa sangat variatif, antara 30 - 80 cm. Sisiknya berukuran besar dan permukaanya mengkilap. Bentuk sisiknya berupa cycloid atau melingkar.

v Kebiasaan Hidup

a)      Habitat

Dijelaskan oleh Allan Cole (2008), habitat ikan ini pada tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan entangis. dimana pepohonan tersebut memiliki akar di dasar sungai dengan batang pohon di dalam air, tetapi daun-daunnya rimbun ke atas. Di habitat seperti inilah ikan-ikan arwana berada, berkembang biak, dan bersembunyi.

Di Kalimantan Barat, ikan ini banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu Kecamatan Semitau, di daerah banjiran yang banyak hutan rawang dan dasar tanahnya berkapur. Sedangkan di Sumatera Selatan ditemukan di daerah rawa banjiran yang dasar tanahnya bergambut.

b)     Cara dan Kebiasaan Makan

Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air.

Ikan arwana termasuk golongan karnivora bersifat predator, memiliki tubuh yang memanjang, ramping dan “stream line”. Letak sirip dubur berada jauh di belakang badan. Bentuk tubuh dengan penampilan yang cantik, unik dan memiliki warna yang sangat mengagumkan.

Variasi warna tubuhnya mulai dari warna hijau, perak dan merah. Sisiknya besar dengan susunan yang harmonis menambah keindahan ikan tersebut. Sungut yang berfungsi sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsanya terletak di bagian mulutnya yang berjumlah dua buah. Sungut tersebut merupakan salah satu kriteria penilaian tentang keindahan seekor ikan arwana.

Bentuk mulut arowana mengarah ke atas. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15-17 buah. Ikan arwana merupakan salah satu ikan hias dengan ukuran besar. Panjang arwana dewasa sangat bervariasi, antara 30 - 80 cm.

Dalam akuarium ikan arwana mencapai panjang 60 cm, sementara di alam ikan arwana dapat berkembang sampai mencapai panjang 90 cm. Untuk jenis tertentu seperti ikan arwana yang berasal dari amerika selatan dapat mencapai ukuran hingga 270 cm. Untuk itulah, tidak semua orang senang memeliharanya karena membutuhkan tempat yang sangat besar berbeda dengan beberapa ikan hias lain yang berukuran mini. Ikan arwana termasuk ikan dengan laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Ikan arwana termasuk dalam kategori sebagai predator karena itu dapat memakan ikan-ikan yang lebih kecil darinya dan memiliki tubuh memanjang, lunak & tidak berduri. Makanan yang sering diberikan untuk arwana antara lain adalah serangga, jangkrik, udang tawar, kodok, kelabang, kadal, belalang, ulat dan cicak. Ikan arwana pada dasarnya bukan ikan pemilih dalam hal makanan. Ikan ini memakan segala jenis pakan untuk ikan karnivora tapi dalam keadaan tertentu hanya menyukai salah satu jenis pakan saja.

v Reproduksi

Allan Cole (2008), berpendapat bahwa ikan ini berkembang biak sekali dalam setahun yaitu pada Juni hingga Agustus di habitat asalnya. Arowana matang akan berkembangbiak apabila mencapai umur empat setengah atau lima tahun dengan berat di antara satu hingga dua kilogram. Semasa proses kawin, induk jantan dan betina akan berpasangan dan berenang beriringan selama beberapa minggu namun proses kawin hanya akan berlaku apabila keadaan sesuai. Induk jantan akan melengkungkan badannya dan menghimpit badan induk betina dan pada peringkat ini, telur dari induk betina akan keluar dan akan disenyawakan oleh induk jantan. Telur akan dierami oleh ikan jantan selama dua bulan sehingga anak yang dihasilkan akan berenang bebas dan bersize kira-kira 6-7 sentimeter.

Ikan arwana akan berkembangbiak didalam kolam secara alami tanpa memerlukan suntikan hormon pembiakan. Namun, aspek pakan perlu diperhatian sebaik mungkin selama anak ikan akan mulai berenang sendirian walaupun masih terdapat sedikit telur di bagian bawah perutnya. keterlambatan memberi makan akan menyebabkan anak ikan saling makan-memakan ikan sejenisnya.

v Persyaratan Lokasi Pembenihan

1.      Persyaratan Teknis

Momon dan Hartono (2002), menjelaskan tentang persyaratan teknis dalam usaha pembenihan arwana adalah sebagai berikut :

·        Bukan merupakan daerah rawan banjir.

·        Berupa tanah persawahan dan tidak berbau.

·        Dekat dengan sumber air dan berada di daerah aliran air.

·        Tersedia air yang cukup dan tidak terlalu terpengaruh oleh musim.

·        Kualitas air sesuai dengan habitat arwana dan tidak tercemari limbah rumah tangga maupun industri.

·        Luas lahan disesuaikan dengan skala usaha ekonomis.

2.      Persyaratan Non Teknis

·        Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah mencari tenaga kerja.

·        Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah untuk memasarkan benih-benih arwana.

·        Tersedianya gudang pakan untuk menyimpan pakan ikan.

·        Tersedianya laboraturium hama dan penyakit.

v Fasilitas Pembenihan

a.      Sarana Pokok

Sarana pokok pembenihan ikan arwana yang meliputi: sumber air, wadah penampungan dan penyaringan air, kola pembenihan, bak fiber, dan akuarium pemeliharaan benih dijabarkan oleh Momon dan Hartono (2002).

·        Sumber Air

Dalam pemilihan tempat untuk budidaya ikan perlu memperhatikan sumber air. sumber air ini harus cukup dan memadai. sumber air ini bisa berasal dari sungai, aliran irigasi, maupun mata air. sumber air sedapat mungkin tersedia sepanjang tahun dengan debit yang memadai. (zamroh,2011). Sedangkan pendapat Momon dan Hartono (2002), untuk kualitas air dalam pembenihan arwana sangat ditentukan oleh sumber perolehan air. Sumber air untuk pembenihan arwana dapat berasal dari air sungai atau air tanah. Sumber air tersebut harus bebas dari pencemaran, baik pencemaran karena limbah industri maupun limbah rumah tangga. Perlu dipertimbangkan pula bahwa sumber air yang dekat dengan industri dan pemukiman penduduk padat biasanya memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Untuk itu, sumber air seperti ini sebaiknya dihindari.

·        Wadah Penampungan dan Penyaringan Air

Bak penampungan air dipersiapkan guna menampung air selama proses pembenihan berlansung, hal ini bertujuan untuk mengendapkan air sehingga lumpur yang terbawa bersama air dapat mengendap dan terpisah, sehingga air yang digunakan untuk proses pembenihan bersih dari kotoran dan lumpur.
Air disedot dari pantai dengan menggunkan mesin, dan di tampung di bak penampungan, proses pengendapan dilakukan selama kurang lebih selama 3 hari.

Air yang telah bening dan bersih ini untuk selanjutnya digunakan pada proses pembenihan dimulai dari pemeliharaaan induk hingga pemeliharaan larva. Air yang ditampung dalam bak pemampungan biasanya dapat digunakan selama 4 hari, namun itu tergantung dari besar kecilnya bak pemampungan. Untuk mendapatkan kualitas air yang baik, sebaiknya dibangun pula sebuah kolam penyaringan air. Kolam ini untuk menyaring air sebelum dialirkan ke kolam. Bahan penyaring yang dapat digunakan adalah ijuk dan batu kali. Bahan-bahan tersebut diletakkan dan disusun dengan baik di dasar kolam. Bahan ijuk diletakkan paling dasar, sedangkan batu kali disusun di atasnya. (Sariono, 2011).

·        Kolam Pembenihan

Kolam pembenihan merupakan wadah yang digunakan untuk mempertemukan induk jantan dan induk betina arwana yang telah siap memijah. Kolam pembenihan tersebut merupakan habitat yang sengaja dibuat dengan kondisi dan lingkungan yang disesuaikan dengan habitat asli arwana. Kolam pembenihan dapat pula digunakan sebagai kolam pengadaan (pembesaran) arwana sebelum pembenihan dilakukan. (Momon dan Hartono, 2002)

·        Bak Fiber

Bak fiber digunakan sebagai tempat pengadaan calon induk atau sebagai wadah penampungan dan pengendapan air yang akan digunakan pada akuarium. Bak fiber juga dapat difungsikan sebagai wadah untuk menyimpan pakan, seperti kodok atau udang. Bak fiber memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Bak fiber yang banyak digunakan dalam pembenihan arwana berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 2 x 1 x 1 m3. (Momon dan Hartono, 2002).

·        Akuarium Pemeliharaan Benih

Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium. Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2008)

b.      Sarana Penunjang

Disamping sarana pokok, lebih lanjut dijelaskan oleh Momon dan Hartono (2002) tentang sarana penunjang yang meliputi:

1. Pompa Air

Pompa air digunakan mengalirkan air dari sumber ke kolam pembenihan melalui pipa pralon yang menghubungannya. Pompa air juga dapat digunakan untuk menyedot air tanah. Pompa yang digunakan sebaiknya memiliki pipa berdiameter 4 inci dengan kapasitas 140 liter air per menit. Pompa air juga dibutuhkan untuk menciptakan gelembung-gelembung air sehingga kandungan oksigen di dalam air kolam pembenihan bertambah. Pompa air ini akan memperlancar sirkulasi dan aerasi.

2. Blower

Blower digunakan untuk menambah jumlah oksigen sekaligus mengeluarkan gas-gas tak berguna yang dapat membahayakan ikan. Penambahan oksigen penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen yang ada di dalam air tidaklah cukup. Kekurangan oksigen dapat membuat ikan stres bahkan dapat memnyebabkan kematian.

3. Termometer dan Heater

Termometer digunakan untuk mengukur suhu air. Alat ini hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu, terutama pada waktu pengontrolan suhu air. Heater digunakan untuk menstabilkan suhu, terutama digunakan pada saat larva atau benih berada di dalam akuarium.

4. Kertas pH

Kertas pH atau pH tester digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat keasaman air. Alat tersebut digunakan hanya dalam waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat pengecekan pH air.

5. Tabung Oksigen

Tabung oksigen digunakan untuk penyediaan oksigen pada saat pengemasan benih yang akan dipasarkan. Sebaiknya tabung oksigen segera diisi ulang setiap kali habis digunakan.

6. Perlengkapan Lainnya

Perlengkapan lainnya berupa lampu sorot dan jala atau tirai jaring. Lampu digunakan sebagai alat bantu penerangan pada saat malam hari dan pada saat pemanenan yang dilakukan pada malam hari. Jala tirai dan serok (sair) terbuat dari bahan kain halus dengan ukuran 1 m2 digunakan pada saat pemanenan.

v Teknik Pembenihan

       i.          Seleksi Induk

Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit. Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan.

Ditambahkan oleh Momon dan hartono (2002), dalam memilih calon induk arwana, kesulitan yang sering dihadapi adalah membedakan jenis kelamin jantan dan betina. Jenis kelamin jantan dan betina sudah dapat dibedakan setelah arwana berumur sekitar 5 tahun. Beberapa ciri-ciri morfologis dapat dijadikan acuan perbedaan.

     ii.          Pemijahan

Ditjen Perikanan Budidaya (2011), menjelaskan setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur.

 Dan diperjelas lebih lanjut oleh Sutarjo (2011), bahwa ikan arwana telah dapat dibudidayakan walaupun masih bersifat alami, penangkar hanya mengumpulkan indukan dan menempatkan pada kolam tertentu diikuti pemberian pakan yang cukup. Induk Arwana yang baik dan produktif dalam lingkungan pemeliharaan yang memenuhi persyaratan habitat hidupnya dapat memijah sebanyak 3–4 kali setahun, sedangkan pada lingkungan yang baru ikan arwana akan melalui masa adaptasi sekitr 8 (delapan) bulan sampai ikan arwana mau memijah pertama kali. Pemijahan arwana biasanya diawali dengan pencarian pasangan kawin yang terjadi secara alami yang dapat dilihat pada malam hari, ketika betina berenang ke permukaan air maka akan diikuti arwana jantan., bahkan selama 1–2 minggu mereka berenang berdampingan dengan tubuh saling merapat/menempel hingga pada akhirnya terjadi perkawinan dengan ditandai arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantang mengeluarkan sperma. Pada fase selanjutnya telur-telur tersebut dikumpulkan untuk di inkubasi oleh arwana jantan selama sekitar satu minggu hingga menetas, arwana muda yang masih mengandung kuning telur akan hidup didalam mulut arwana jantan selama 7–8 minggu sampai kuning telur habis.

    iii.          Pemeliharaan larva

ü  Persiapan

Oleh Ditjen Perikanan Budidaya (2011), perlengkapan akuarium yang memadai menjadi syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan yang baik. Berikut adalah syarat akuarium yang memadai untuk pemeliharaan benih:

Ø  Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.

Ø  Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.

Ø   Peralatan pokok dalam akuarium :

a. Aerator

Aerator atau vibrator gunanya untuk memasok oksigen dalam akuarium dan mengusir karbondioksida.

b.Filter

Filter yang sering dipasang untuk akuarium arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang dipasang pada bagian atas akuarium.

c. Lampu

Lampu akuarium biasanya dipasang pada penutup akuarium, sehingga tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang kelihatan menerangi arwana.

 d. Thermometer

Thermometer dipakai untuk mengetahui suhu air akuarium.

e. Heater dan thermostat

Alat pemanas yang sering dipakai untuk menaikan suhu air adalah heater dan thermostat. Alat ini sangat penting, bukan saja untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.

f. Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya

Kertas pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman dari air akuarium, karena arwana membutuhkan air yang sedikit asam sampai netral. Untuk menetahui cocok tidaknya keasaman air itu bisa dipakai kertas lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.

g. Alat –alat lainnya

Alat lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan arwana misalnya selang plastic penyifon, ember plastic untuk menampung dan membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, dan lainya.

    iv.          Perawatan larva

Dijelaskan oleh Momon dan Hartono (2002), tentang perawatan larva yaitu larva yang dipanen dari mulut induk jantan arwana sebenarnya belum waktunya untuk dipanen bila dilihat dari masa pengeraman telur oleh induk jantan. Dengan demikian, larva tersebut masih perlu melalui dua fase pertumbuhan, yaitu fase pro-larva dan fase post-larva. Larva yang dipanen tidak semuanya sehat. Dalam proses pertumbuhannya pasti di antara anakan ada yang mati atau cacat.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal tersebut perlu dilakukan perawatan dengan baik.

a. Perawatan Pro-larva

Pada fase pro-larva bagian tubuh larva (kantong perut) masih menempel kuning telur. Dalam hal ini, larva tidak memerlukan makanan tambahan dari luar tubuh sehingga dalam perawatannya diperlukan perhatian yang intensif terhadap kondisi kesehatan larva dan kualitas airnya. Pada fase ini daya hidup larva (survival rate) sekitar 75-90%. Larva yang selesai dipanen langsung dimasukkan ke dalam akuarium dengan volume air akuarium sebanyak 100 liter. Setiap akuarium dapat diisi larva antara 10-15 ekor. Jumlah larva dalam akuarium termasuk jarang. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengamatan. Pada fase ini, perawatan dititikberatkan pada kualitas air. Oleh karena itu, air yang akan digunakan sebaiknya merupakan air tanah yang telah disaring dan diendapkan terlebih dahulu. Selain itu, kondisi air harus sesuai dengan yang diinginkan larva, yaitu suhu berkisar 280 C dengan pH 6,5-7. Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 12.

b.Perawatan Post-larva

Fase post-larva adalah fase saat kuning telur yang menempel pada tubuh larva telah habis dan larva sudah dapat berenang. Anakan arwana tersebut sudah dikatagorikan sebagai benih arwana. Mulai fase ini, benih arwana membutuhkan tambahan pakan dari luar tubuh. Perawatan benih arwana pada dasarnya sama dengan perawatan pada fase pro-larva. Suhu dan pH air yang diinginkan juga sama. Namun, saat benih ditempatkan di dalam masing-masing akuarium yang tertutup. Pergantian air akuarium hanya dilakukan 2 kali sehari, yaitu setelah pemberian pakan.

v Pengelolaan Pakan

Menurut Susanto (2008), perawatan arwana baru bisa dikatakan sempurna bila mampu memberinya makan dengan benar. Benar bukan hanya jenis dan banyaknya makanan, tapi menyangkut juga teknik pemberiannya.

A.    Jenis-jenis

Pakan Pada dasarnyaa jenis pakan arwana dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu binatang asli penghuni air dan binatang lain yang bukan berasal dari air.

·        Aneka ikan hidup

·        Lipan (kelabang)

·        Kadal dan cicak

·        Jangkrik

·        Katak/kodok

·        Kecoak

·        Ulat hongkong

·        Kelelawar

·        Udang hidup

 

B.     Cara Pemberian Pakan

Makanan arwana sebaiknya beragam agar arwana tiidak tergantung pada satu jenis makanan. Bila arwana terbiasa dengan satu jenis makanan dan hanya menerima makanan jenis itu maka akan sangat merepotkan bila suatu saat makanan tersebut sulit didapatkan. (Susanto, 2004).

C.     Waktu Pemberian

Pakan Frekuensi pemberian makan pada arwana memang tidak diberikan patokan yang pasti. Menurut salah seorang hobiis, makin sering arwana diberi makan akan tambah bagus. Ancar-ancar yang diberikan adalah antara 3-4 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore, dan malam hari. Sekalipun demikian pemberian makan 2 kali sehari dianggap sudah cukup memadai.(Susanto, 2004).

D.    Dosis Pemberian

Pakan Dosis pemberian pakan biasanya yang diberikan pada ikan-ikan pada umumnya yaitu untuk ikan indukan 5% dari bobot tubuhnya sedangkan untuk benih ikan 15% dari bobot tubuhnya.

v Pengelolaan Kualitas Air 

Kualitas air kolam disesuaikan dengan habitat asli arwana. Kualitas air untuk arwana terutama dapat dilihat dari derajat keasaman (pH), suhu, tingkat kekerasan, dan kandungan oksigen dalam air. Arwana adalah jenis ikan yang sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Kualitas air yang sesuai akan membuat ikan sehat dan terhindar dari stres sehingga diharapkan dapat memijah lebih cepat.

v Penyakit dan Penanggulangannya

Salah satu resiko membudidayakan ikan Arwana adalah mati karena penyakit seperti Redspot, Jamur, Gigit Ekor, Stress dll. Di bawah ini diuraikan beberapa penyakit yang sering diderita Arwana gejala dan cara penanggulangannya.

·        Penyakit Gigit Ekor

Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya. Arwana akan kelihatan gelisah dengan berenang hilir mudik kesana kemari. Beberapa hari kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir dan yang tertinggal hanyalah jari-jari siripnya. Gejala ini mulanya hanya kecil lalu akan bertambah panjang dan tidak jarang sebagian dari jari sirip itu akan hilang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh sejenis parasit yang menempel pada ekor arwana dan menyebabkan rasa gatal yang tidak tertahankan. Arwana berusaha mengatasinya dengan cara berenang hilir mudik dan menggigiti ekornya sehingga tampak compang-camping. Pengobatan penyakit ini tergolong mudah. Pindahkan Arwana ke dalam aquarium lain yang bersih (steril) dan sudah diisi dengan air yang memenuhi syarat. Masukan sekitar 20 tetes obat Tropical Fish Medicine dan biarkan arwana tetap di dalamnya selama beberapa hari. Jangan lupa membersihkan aquarium yang satunya agar nantinya arwana bisa menempati kembali tanpa khawatir terjangkit lagi.

·        Tutup Insang Melengkung

Arwana yang mati karena penyakit insang sering kita lihat tutup insang arwana melengkung keluar, sehingga sebagian insangnya kelihatan. Arwana dengan kondisi seperti ini tentu tidak sedap dipandang. Ikan Arwana yang satu ini mati karena penyakit insang, dengan ciri-ciri insang ikan berubah menjadi hitam. Penyebab penyakit ini bermacam-macam, yang pertama disebabkan kualitas air dalam aquarium yang tidak memenuhi standar terutama suhunya. Aquarium yang terlalu dingin atau tidak hangat bisa mendorong ikan arwana terkena penyakit ini. Penyebab lainnya adalah pemberian obat-obatan yang kelewat dosis, serangan sejenis bakteri, atau karena air dalam aquarium rendah kandungan oksigennya. Hal ini dapat dijelaskan karena air yang mempunyai kandungan oksigen yang rendah akan lebih sering membuat arwana membuka dan menutup insangnya.

Gerakan itu sering tidak sempurna. Artinya sebelum tutup insang benar-benar menutup, keburu dibuka lagi untuk menghirup sedalam-dalamnya air untuk memenuhi tuntutan oksigen. Dari gerakan yang tidak sempurna ini kemudian tutup insang arwana tetap terbuka dan tubuhnya tidak normal. Untuk mencegahnya agar menjaga kandungan oksigen dalam air tetap tinggi diatasi dengan memberikan cukup aerasi pada aquarium. Jika perlu aerator diganti dengan tenaga yang lebih besar. Kemudian tidak lupa menjaga keseluruhan kualitas air tetap prima sehingga tetap layak dihuni oleh arwana. Teknik pengobatan ikan Arwana, salah satunya adalah dengan menjepit ikan yang sakit diantara dua penjepit kaca didalam ember, dan men-supply oksigen murni langsung kearah insangnya. Jika tutup insang yang melengkung ini belum terlalu parah maka bisa diperbaiki dengan jalan melakukan operasi kecil pada tepi tutup insangnya.

·        Mogok Makan

Arwana yang mogok makan biasanya terlalu sering diberi kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, juga kelabang yang sudah mati. Jika sudah seperti ini maka puasakan arwana selama kurang lebih seminggu jangan diberi makan apapun. Kemudian berilah makanan jenis lain misalnya jangkrik, kadal, kodok kecil, atau ikan kecil. Bila setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya seiakan ikan hidup saja karena tahan hidup. Perlu diperhatikan agar untuk menjaga arwana tidak juling sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan seperti guppy. Dengan demikian kita tidak perlu khawatir dan arwana mampu kembali seperti semula. Bila cara tersebut masih belum memberi hasil maka kita biarkan saja sampai arwana mau menerima makanan.

Alternatif lainnya adalah dengan memberikan sebutir obat Hobbi Fishes ke dalam 200 liter air yang sering dipakai untuk tempat arwana bersemayam. Obat berbentuk kapsul ini berkhasiat untuk menyembuhkan stres dan berbagai penyakit serta untuk merangsang nafsu makan arwana. Pilihan terakhir berikan kelabang seminggu sekali berselang seling dengan jenis makanan lain.

·        Penyakit Mata Juling

Penyakit ini timbul karena banyak hal. Terlalu seringnya ikan arwana berburu ikan di dasar atau pojok aquarium dianggap sebagai salah satu penyebab utama. Tentu tidak berlebihan jika ada nasehat untuk memberi makan arwana dengan yang mengapung saja. Terlalu sering arwana melihat ikan kecil yang ada di bawahnya menyebabkan otot matanya bertambah panjang. Mata yang melorot juga bisa disebabkan karena arwana kurang mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ini mungkin dikaitkan dengan khasiat sinar matahari terhadap pertumbuhan mata manusia. Untuk mengobati mata juling bisa dilakukan dengan memindahkan arwana pada tempat yang lebih luas dan mendapat sinar matahari langsung sambil diberi makanan yang terapung. tempat yang dipilih bisa berupa bak dari bahan fiberglass atau bak semen. Dengan cara tersebut maka 80% arwana akan sembuh. Cara lainnya adalah dengan melakukan operasi kecil.

·        Dubur Ikan merah dan Membengkak

Apabila kita melihat dubur arwana berwarna merah dan membengkak jangan sampai mengira bahwa mereka sedang birahi. Itu pertanda bahwa arwana sedang kesulitan, yang dapat berujung pada kematian. Dubur arwana memerah dan bengkak karena disebabkan oleh pemberian makanan yang tidak bersih. Akibatnya pencernaan ikan terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya. Untuk mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum diberikan pada arwana. Apapun jenis makanan hidup yang diberikan sebaiknya dipuasakan dahulu selama 1-2 hari. Arwana yang menderita dubur merah dan bengkak bisaa diobati dengan amonium sulfat.

·        Sisik Berdiri

Sisik berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk biasanya disebabkan karena oleh lingkungan yang kotor. Penggantian air yang rutin dapat menghindarkan arwana dari penyakit ini. Untuk arwana yang sedang dihinggapi penyakit ini dapat diberikan amonium sulfat sebagai obatnya.

·        Tulang Punggung Bengkok

Penyakit ini bisa disebabkan beberapa hal. Pertama karena adanya serangan bakteri yang masuk kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan pertumbuhan punggung tidak normal. Penyebab lain adalah karena kesalahan dalam memberikan obat. Penyebab terakhir adalah karena ukuran awuarium yang terlalu kecil. Untuk mencegahnya tempatkan arwana ke dalam awuarium yang ukurannya cukup. Jaga kebersihan aquarium agar arwana tidak dijangkiti bakteri dan jangan memberikan obat yang salah.

·        Ekor Patah

Sama seperti penyakit tulang punggung bengkok penyakit ini disebabkan karena ukuran aquarium yang terlalu sempit. Selain itu bisa disebabkan karena penanganan yang kurang baik. Misalnya pada waktu dipindahkan arwana berontak atau saat pertama kali dimasukan ke dalam aquarium mereka berenang kencang dan menubruk. Karena penyebabnya lebih dikarenakan faktor teknis maka penanganannya harus hati-hati.

·        Sungut tumbuh pendek

Sungut arwana tidak tumbuh sempurna dan kelihatan janggal dengan bentuk badannya yang besar. Arwana bersungut tidak imbang bisa terjadi karena ditempatkan dalam aquarium yang terlalu kecil. Hampir senada dengan penyebab punggung bengkok, arwana bersungut pendek dapat disebabkan oleh kesalahan pemberian obat. Untuk mendapatkan pertumbuhan sungut yang normal bisa dilakukan dengan membersihkan aquarium secara rutin dan mengganti airnya. Jangan lupa, tempatkan arwana dalam aquarium yang sepadan dengan besar badan.

·        Ekor dan Sirip Mengerut

Ekor dan sirip yang mengerut bisa terjadi bila air di dalam aquarium terlampau kotor atau suhu air yang terlalu rendah. Penangan dengan kembali mengatur panas dengan menambah heater dan membersihkan aquarium. Bisa juga diberi obat amonium sulfat secukupnya.

Sungut Menjorok Ke Bawah Arwana yang sehat memiliki tampilan sungut ke depan. Namun sering arwana sungutnya lunglai, menjorok ke bawah. Ini merupakan pertanda arwana berada pada lingkungan yang tidak semestinya. Untuk mengembalikan kondisi arwana seperti semula sebaiknya suhu dan kebersihan air aquarium lebih diperhatikan. Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya.

v Panen dan Pasca-panen

·        Panen

Sutarjo (2011), melalui pemeliharaan induk yang baik maka secara alami pemijahan dapat terjadi dan menghasilkan anakan yang dapat segera dipanen, rata-rata satu induk arwana menghasilkan 30 larva. Pemanenan benih anakan dengan cara mengurangi volume air kolam kemudian menjaring seluruh ikan yang ada dalam kolam termasuk anakan arwana yang tersebar didalam kolam ditangkap dan yang masih ada didalam mulut induk dikeluarkan dengan cara membuka mulut induk dan dituangkan dalam wadah/aquarium.

·        Pasca-panen

Beberapa faktor yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengemasan benih yang dijelskan oleh Momon dan Hartono (2002) di antaranya adalah penyuntikan mikrochip, pemberokan, jenis kemasan dan cara pengemasan.

Ø  Penyuntikan Mikrochip

Arwana termasuk jenis ikan langka dan dilindungi oleh pemerintah. Oleh karena itu, perdagangan arwana harus dengan izin pemerintah. Untuk mencegah adanya arwana ilegal yang beredar dalam pasar, arwana harus diberi label berupa microchip sebagai tanda bahwa arwana tersebut legal.

Ø  Pemberokan

Benih yang akan dikemas sebaiknya sehat dan tidak cacat. Sebelum pengemasan dilakukan, benih diberokkan terlebih dahulu. Benih arwana yang berumur 8 bulan hingga satu tahun sebaiknya diberok selama 3 hari. Pemberokan bertujuan untuk mengurangi kotoran yang ada dalam perut ikan sehingga saat dalam kemasan tidak terlalu banyak atau sama sekali tidak mengeluarkan kotoran yang dapat mempercepat penurunan kualitas air.

Ø  Jenis Kemasan dan Cara Pengemasan

Benih yang akan dijual sebaiknya dikemas dalam sebuah kantong plastik yang diberi air dan oksigen dengan perbandingan 1 : 3 agar tahan sampai ke tujuan. Kemasan untuk benih arwana berupa plastik polietilen (PE) berukuran 70 x 140 cm2. Setiap kemasan memiliki berat sekitar 20 kg.

Agar arwana tidak mengalami stres selama dalam kantong kemasan, sebaiknya mengikuti prosedur berikut ini.

o   Mengisi plastik dengan air sebanyak kira-kira 18 liter.

o   Memasukkan benih rwana ke dalam plastik. Setiap kemasan plastik dapat diisi empat ekor benih arwana.

o   Mengisi plastik dengan perbandingan air dan oksigen 1 : 3.

o   Mengikat plastik kuat-kuat dengan karet. Setelah benih dikemas plastik, selanjutnya dimasukkan ke dalam dus yang telah dilapisi styrofoam. Sebelum dus ditutup rapat, di sela-sela kantong plasti tersebut diletakkan es sebanyak 1 kg yang telah di beri garam secukupnya. Kini benih siap diangkut. Benih dalam kemasan ini tahan selama 18 jam. 

v Pasaran ikan Arwana

o   benih ikan arwana silver ukuran 12cm harga Rp.75.000,-/ekor minimal pembelian 10ekor

o   benih ikan arwana golden red ukuran 18cm+cip+sertifikat harga Rp.3.500.000,-/ekor

o   benih ikan arwana super red ukuran 18cm+cip+sertifikat harga Rp.5.700.000,-/ekor



BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Arwana merupakan ikan endemik yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi sebagai ikan hias populer di dunia. Hal ini menyebabkan eksploitasi berlebihan yang mengakibatkan kepunahan dihabitat aslinya. Budidaya merupakan salah satu solusi yang bisa diambil untuk menjaga kelestarian Arwana sekaligus tetap memanfaatkan nilai ekonomisnya. Ekplorasi terhadap teknologi pembenihan budidaya Arwana akan menjamin keberlangsungan kegiatan budidaya ikan ini. Teknologi dalam pembenihan budidaya meliputi pemeliharaan induk, pengelolaan kualitas air, pemanenan larva, pemeliharaan larva, pengendalian penyakit dan teknik pemberian pakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://derryjie.blogspot.sg/2015/10/budidaya-ikan-arwana.html

http://arayhanmaghfur.blogspot.sg/2012/06/teknik-pembenihan-arwana.html

Cole,  Allan. 2008. Arwana Semitau Kab. Kapuashulu. http://arwanaku. wordpress.com . [25 juli 2008].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2008. Budidaya Ikan Arwana. http://infokebun. wordpress.com/2008/06/11/budidaya-ikan-arwana/ . [11 juni 2008].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2009. Budidaya Ikan Arwana Merah.  http://id. shvoong.com/books/1914064-budidaya-ikan-arwana-merah/#ixzz1oFyswSZl . [17 juli 2009].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2010. Arwana si Ikan Naga (Dragon Fish) . http://benihikan.net/arwana/arwana-si-ikan-naga-dragon-fish/ . [2010].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2011. Budidaya Ikan Arwana. http://pusluh.kkp.go.id . [2011].

http://aroblogs.blogspot.com/2007/09/pakan-arowana.html .[08 september 2007].

http://carabudidaya.com/penyakit-ikan-arwana-dan-penanggulangan/

http://juknisbudidayaikanarwana.blogspot.com/

http://O-Fish.com/pakanikan/ulat-hongkong.php

http://repository.upi.edu/operator/upload/chapther2(1).pdf

http://www.oji-punya.com/blog/136/makanan-untuk-arwana.html. [16 januari 2011].

http://www.rully-arwana.com/.

Momon dan Hartono, 2002. Pembenihan Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta.

Posting Komentar untuk "CARA BUDIDAYA IKAN AROWANA SUPER RED ATAU JENIS AROWANA LAINNYA"